Halaman

Selasa, 26 April 2011

Body metabolism

Pengertian metabolisme tubuh


Istilah metabolisme, berasal dari bahasa Yunani, berarti perubahan atau transformasi. Hal ini terkait dengan berbagai proses dalam tubuh yang mengubah makanan dan zat lain menjadi energi dan produk sampingan metabolik lain yang digunakan oleh tubuh. Ini adalah fungsi yang diperlukan yang memungkinkan tubuh kita untuk menggunakan makanan dan sumber daya lain untuk mempertahankan bagian-bagian kerja, memperbaiki kerusakan, menyembuhkan luka dan membersihkan tubuh dari racun. 

Metabolisme membantu dalam fungsi pencernaan serta penyerapan nutrisi. Hal ini paling terpengaruh oleh nutrisi, hidrasi dan aktivitas fisik. Masing-masing item ini merupakan aspek penting kesehatan metabolisme yang optimal. Ketika salah satu kurang, maka berkurang pula tingkat metabolisme. Akibatnya, kesehatan pun akan berpengaruh.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2105953-pengertian-metabolisme/#ixzz1KcDP7lCP







7 Cara Mempercepat Metabolisme Tubuh






Memahami cara kerja metabolisme tubuh merupakan salah satu kunci untuk menurunkan berat badan. Sebab, hal ini merupakan cara tubuh kita mengubah makanan menjadi energi yang membuat kita bergerak dan beraktivitas. Semakin cepat metabolisme tubuh berputar, semakin banyak kalori yang terbakar. Semakin banyak tubuh membakar kalori, semakin mudah untuk menurunkan berat badan.

Namun, setiap tahunnya, kemampuan tubuh untuk membakar kalori akan berkurang. Metabolisme bisa menurun sebanyak 30 persen sepanjang usia dewasa. Tapi, dengan mengubah sedikit gaya hidup, kita pun akan bisa memaksimalkan fungsinya. Berikut adalah jadwal sehari yang bisa memaksimalkan pembakaran kalori Anda.

Bangun Pagi
Memastikan Anda mendapatkan sarapan yang sehat dan baik. Jika Anda menghindari sarapan, Anda akan membuat tubuh kelaparan sehingga metabolisme tubuh melambat untuk membuat energi. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology, para relawan yang mendapat 22-55 persen dari total kalori pada waktu makan pagi hanya menambah berat badan sekitar 1,7 pon secara rata-rata dalam waktu empat tahun. Sementara mereka yang mengasup 0-11 kalori pada pagi hari bisa menambah berat badan hingga 3 pon.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Physiology & Behavior menemukan bahwa rata-rata level metabolis orang yang meminum kopi berkafein meningkat sekitar 16 persen lebih banyak ketimbang mereka yang meminum nonkafein (decaf). Kafein menstimulasi sistem saraf pusat dengan meningkatkan detak jantung dan napas, ujar Robert Kenefick, Ph.D., peneliti kesehatan di  U.S. Army Research Institute of Environmental Medicine.

Setiap Hari Itu Berarti
Perhatikan asupan protein Anda. Mengasup protein setiap kali Anda makan akan membantu membangun dan mempertahankan massa otot seseorang. Otot membakar kalori ketimbang lemak, bahkan saat sedang beristirahat, ujar Donald Layman, Ph.D., profesor nutrisi di University of Illinois. Coba pastikan untuk selalu mengasup 30 gram protein–sekitar 1 cangkir keju rendah lemak atau 4 ons daging dada ayam–setiap kali makan.

Jangan lupakan kalsium. Camilan kaya kalsium pada sore hari, seperti 8 ons susu atau 6 ons yogurt rendah lemak, akan membantu tubuh membakar lemak lebih efisien dengan meningkatkan metabolisme tubuh yang mampu membakar lemak tak dibutuhkan.

Perhitungkan zat besi. Wanita akan kehilangan zat besi setiap kali ia sedang menstruasi setiap bulannya. Zat besi membantu membawa oksigen ke otot, ujar Tammy Lakatos Shames, ahli diet dan penulis Fire Up Your Metabolism: 9 Proven Principles for Burning Fat and Losing Weight Forever. Jika zat besi dalam tubuh berkurang, otot tak mendapat cukup oksigen, energi Anda pun akan menurun dan metabolisme terhambat. Pastikan Anda tetap mendapatkan asupan zat besi, bisa lewat sereal yang diperkaya zat besi, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau, seperti bayam, bok choy, dan brokoli.

Pada Pengujung Hari

Meneguk teh hijau. Teh hijau mengandung zat pada tumbuhan yang disebut Epilgallocatechin Gallate (or ECGC). Zat ini mampu membantu pembakaran lemak. Dalam suatu studi, mereka yang mengonsumsi 3-5 cangkir teh hijau selama 12 minggu berhasil menurunkan berat tubuh sebanyak 4,6 persen. Menurut sebuah studi, mengonsumsi 2-4 cangkir teh hijau per hari bisa membakar kalori ekstra sebesar 50. Artinya, sekitar 5 pon per tahunnya.

Jangan lupakan ikan. Ikan-ikan, seperti salmon, tuna, dan sarden, kaya akan asam lemak omega-3. Lemak sehat ini dengan cepat akan membuat otak merasa kenyang. Kelebihannya lagi, dari sajian 3,5 ons salmon, Anda akan mendapatkan 90 persen rekomendasi kebutuhan vitamin D harian yang membantu menjaga tubuh agar tidak ingin mengasup kalori lebih banyak, sekaligus menjaga metabolisme jaringan otot.








asma

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL

A. Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
B. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti : debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan
asma ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti : udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

C. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial yaitu :
a. Faktor predisposisi
 Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
 Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut
Contoh : makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan

 Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau.
 Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
 Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

D. Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi (whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat, gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.

E. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
 Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
 Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
 Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
 Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2. Pemeriksaan darah
 Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
 Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
 Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
 Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

F. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:
Riwayat kesehatan yang lalu:
 Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
 Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
 Kaji riwayat pekerjaan pasien.
Aktivitas :
 Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
 Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari.
 Tidur dalam posisi duduk tinggi.
Pernapasan :
 Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
 Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung.
 Adanya bunyi napas mengi.
 Adanya batuk berulang.
Sirkulasi :
 Adanya peningkatan tekanan darah.
 Adanya peningkatan frekuensi jantung.
 Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.
 Kemerahan atau berkeringat.

Integritas ego :
 Ansietas
 Ketakutan
 Peka rangsangan
 Gelisah
Asupan nutrisi :
 Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
 Penurunan berat badan karena anoreksia.
Hubungan sosial :
 Keterbatasan mobilitas fisik.
 Susah bicara
 Adanya ketergantungan pada orang lain.
Seksualitas :
 Penurunan libido

G. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa-1:Tak efektif bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.
Hasil yang diharapkan: mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi bersih dan jelas.
INTERVENSI RASIONAL :
a. Mandiri
 Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas,
contoh : mengi
 Kaji / pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi / ekspirasi.
 Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan,penggunaan obat bantu.
 Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien,
contoh : meninggikan kepala tempat tidur , duduk pada sandaran tempat tidur
 Pertahankan polusi lingkungan minimum,
contoh: debu, asap dll
 Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi jantung, memberikan air hangat.
b. Kolaborasi
 Berikan obat sesuai dengan indikasi bronkodilator.
 Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas.
 Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/ adanya proses infeksi akut.
 Disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit.
 Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
 Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
 Merelaksasikan otot halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa.
Diagnosa -2: Malnutrisi b/d anoreksia
Hasil yang diharapkan : menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat.
INTERVENSI RASIONALISASI :
a. Mandiri
 Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan.
 Sering lakukan perawatan oral, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai.
b. Kolaborasi
 Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi.
 Pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dipsnea.
 Rasa tak enak, bau menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan mual/muntah dengan peningkatan kesulitan nafas.
 Menurunkan dipsnea dan meningkatkan energi untuk makan, meningkatkan masukan.
Diagnosa-3: Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen (spasme bronkus)
Hasil yang diharapkan ; perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat.
INTERVENSI RASIONALISASI :
a. Mandiri
 Kaji/awasi secara rutin kulit dan membran mukosa.
 Awasi tanda vital dan irama jantung
b. Kolaborasi
 Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGDA dan toleransi pasien.
 Sianosis mungkin perifer atau sentral keabu-abuan dan sianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia.
 Penurunan getaran vibrasi diduga adanya pengumpalan cairan/udara.
 Tachicardi, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat menunjukan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
 Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia.
Diognasa-4: Risiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuat imunitas.
Hasil yang diharapkan :
- mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi.
- Perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang nyaman.
INTERVENSI RASIONALISASI :
a. Mandiri
 Awasi suhu.
 Diskusikan kebutuhan nutrisi adekuat
b. Kolaborasi
 Dapatkan specimen sputum dengan batuk atau pengisapan untuk pewarnaan gram,kultur/sensitifitas.
 Demam dapat terjadi karena infeksi dan atau dehidrasi.
 Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi
 untuk mengidentifikasi organisme penyebab dan kerentanan terhadap berbagai anti microbial
Diagnosa-5: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi, salah mengerti.
Hasil yang diharapkan :menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.
INTERVENSI RASIONALISASI :
 Jelaskan tentang penyakit individu
 Diskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan.
 Tunjukkan tehnik penggunaan inhaler.
 Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan.
 Penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”, Jakarta : EGC.
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

Selasa, 19 April 2011

Sekilas Tentang Asma

Asma
adalah suatu gejala yang ditimbulkan oleh kelainan saluran nafas yang berupa kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai pemicu.

Pemicu gejala ini dapat berupa kelelahan pikiran (gangguan emosi), kelelahan jasmani, perubahan lingkungan hidup yang tidak diharapkan (cuaca, kelembaban, temperatur, asap (terutama rokok) dan bau-bauan yang merangsang), infeksi saluran nafas terutama penyakit influenza tertentu, dan reaksi alergi dari bahan yang terhirup atau dimakan.
Tingkat gejala kepekaan saluran nafas ini diawali dari gejala yang ringan (berupa pilek/bersin atau batuk yang sering berulang/kambuh) sampai dengan gejala yang berat berupa serangan asma (kesulitan bernafas). Keadaan ini sebenarnya ditandai adanya latar belakang reaksi alergi.
Timbulnya beberapa tingkatan gejala kepekaan yang terekam/bisa diutarakan oleh penderita biasanya diawali sejak masa kanak. Sekitar 50% gejala akan sembuh dengan sendirinya, walaupun pada suatu saat gejala ini akan muncul lagi pada tingkat gejala yang lebih berat yang sering diberi istilah asma. Sekitar 55-6-% penyakit alergi pernafasan in dapat diturunkan ke anak atau cucu dan sisanya diakibatkan karena adanya polusi lingkungan hidup yang kurang atau masih belum mendapatkan perhatian, karena itu gejala baru muncul setelah dewasa bukan karena merupakan hal yang aneh.
Penyebab
Dasar permasalah pada penyakit asma terletak pada kelainan saluran nafas yang berpa proses reaksi/keradangan (akibat reaksi alergi) yang disebabkan oleh paparan bahan-bahan antara lain:

  • Debu yang ada di dalam rumah yaitu debu yang berasal dari kasur kapuk (terutama yang sudah lama), karpet, sofa, pakaian yang disimpan lama di dalam lemari, langit-langit atap rumah, buku-buku/kertas arsip yang lama, dll.
  • Bahan makanan terutama jenis ikan laut, susu sapi, telur, coklat, kacang-kacangan, dll. (sedang kelompok bahan makann yang mempunyai ciri yang mengiritasi a.l. pedas, dingin, bergetah, rasa manis/asam, asin, dll. bukan penyebab tapi pemicu).
  • Lingkungan hidup antara lain bulu yang berasal dari bahan pertanian (tepung sari, jerami, rumput-rumputan, ampas tebu, dll.), bahan yang berasal dari bulu dan kotoran unggas serta binatang piaraan.